PENYEBAB KEKERASAN DALAM SEPAKBOLA
Diposkan oleh : Martin Aditiyo
Cedera yang terjadi pada pemain
sepakbola disebabkan berbagai faktor saat pertandingan berlangsung.Berikut ini
hasil penelitian Felipe JC dkk(2003) terhadap penyebab cedera para pemain sepakbola,yang
pertama akibat benturan bola yang ditendang oleh lawan atau pantulan bola
(n=129,79.1%),trauma kaki (n=10,61%),cedera yang parah akibat cakaran dari
pemain lawan.Cedera yang disebabkan oleh tanpa kesengajaan lawan dari 155
sample yaitu 95.1%.Dari hasil penelitian Felipe JC dkk di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa 5% pemain melakukan kesengajaan untuk mencederai lawan.Pemain
berbuat kasar dengan unsur kesengajaan mencedari lawan karena kemenangan adalah
segalanya,pemain hanya berpikir bagaimana caranya menang dengan segala
cara.Reilly (1996) mengatakan rata-rata,30% cedera dalam sepakbola disebabkan
pelanggaran yang dilakukan lawan dalam bermain.Selama pertandingan sepakbola
hanya seperempat pelanggaran yang menjurus kekerasan dan mengakibatkan dan
mengakibatkan cedera mendapat hukuman dari wasit.Pada banyak kasus
pelanggaran,benturan,dan aksi kekerasan oleh pemain bola menghasilkan
keuntungan bagi team yang melakukan pelanggaran dan kerugian untuk yang menjadi
korban.Hanya satu dari tujuh pelanggaran yang dihukum tendangan
bebas,selebihnya tidak mendapat hukuman.Tendangan bebas sendiri yang merupakan
sangsi atau hukuman tidak memadahi untuk kekerasan yang telah
dilakukan.Keuntungan akibat pelanggaran bagi team yang dilanggar lebih kecil
disbanding keuntungannya yaitu sebuah tendangan bebas.Hal itu sedah melekat
dalam permainan dimana pelanggaran dan agresivitas bermain menjadi meningkat
secara menyeluruh untuk mencapai sukses atau kemenangan.
Identifikasi faktor penyebab
kekerasan dalam pertandingan sepakbola tidak mungkin berdiri sendiri,Karena
permainan olahraga ini merupakan produk peradaban yang dibingkai oleh
aturan-aturan.Suporter melempari wasit dengan praduga wasit dianggap merugikan
team yang didukung,wasit dianggap salah mengambil keputusan dan tidak
adil.Suporter melakukan anarkisme
karena perasaan terhina bila team kebanggaannya kalah,atau bisa jadi
dikarenakan suasana tidak sadar diri akibat minuman keras.Pemain yang emosional
dilapangan juga memancing penonton untuk melakukan tindakan kekerasan.Berbagai
kasus yang terjadi kerusuhan dilakukan penonton seputar sepakbola sering
disebabkan team yang didukungnya bermain jelek dan mengalami kekalahan.Nilai etika,sportifitas,fairplay tampak belum
melekat pada komunitas sepak bola Indonesia.Bila melihat dan menganalisa
penyebab terjadinya kekerasan dalam olahraga khususnya sepakbola kita patut
merenung bahwa olahraga yang seharusnya mengajarkan kepada masyarakat tentang
nilai sportifitas,per-sahabatan,kerjasama,dan
fair play tidak nampak di sana.Dibidang
sosial kekerasan karena ketimpangan ekonomi bias menjalar menjadi pertentangan etnis,ras dan agama.Budaya kekerasan yang terjadi pada masyarakat kita harus
diakui sebagai salah satu akibat sistem pendidikan nasional selama ini lebih
menekankan ranah kognitif sebagai
tujuan utama.Kekerasan yang terjadi dan bahkan menjadi budaya dalam berbagai
sektor khususnya bidang olahraga dapat dikatakan merupakan andil bidang
pendidikan yang belum mampu menanamkan ranah
afektif,kenyataan yang terjadi guru masih berkutat dengan ranah kognitif dan psikomotor
sebagai bidang perhatian.Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sebagai
bagian dari sistem pendidikan Nasional tentu tidak lepas dari tanggung jawab
ini.
Aip
Saifudin (2002) mengatakan dalam mata pelajaran pendidikan jasmani guru belum
mampu melaksanakan tugasnya secara professional kondisi ini ini disebabkan oleh
faktor diantaranya dalah terbatasnya kemampuan guru dan terbatasnya
sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan.Guru belum berhasil melaksanakan tanggung-jawabnya untuk
mendidik siswanya secara sistematik melalui kegiatan Pendidikan
Jasmani,mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa secara menyeluruh,baik
dalam segi fisik,mental intelektual maupun sosial emosionalnya.Nilai-nilai
sosial emosional yang sebenarnya adalah ruh pendidikan cenderung terabaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar