Minggu, 04 November 2012

PENYEBAB KEKERASAN DALAM SEPAKBOLA

PENYEBAB KEKERASAN DALAM SEPAKBOLA


 Diposkan oleh : Martin Aditiyo

Cedera yang terjadi pada pemain sepakbola disebabkan berbagai faktor saat pertandingan berlangsung.Berikut ini hasil penelitian Felipe JC dkk(2003) terhadap penyebab cedera para pemain sepakbola,yang pertama akibat benturan bola yang ditendang oleh lawan atau pantulan bola (n=129,79.1%),trauma kaki (n=10,61%),cedera yang parah akibat cakaran dari pemain lawan.Cedera yang disebabkan oleh tanpa kesengajaan lawan dari 155 sample yaitu 95.1%.Dari hasil penelitian Felipe JC dkk di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 5% pemain melakukan kesengajaan untuk mencederai lawan.Pemain berbuat kasar dengan unsur kesengajaan mencedari lawan karena kemenangan adalah segalanya,pemain hanya berpikir bagaimana caranya menang dengan segala cara.Reilly (1996) mengatakan rata-rata,30% cedera dalam sepakbola disebabkan pelanggaran yang dilakukan lawan dalam bermain.Selama pertandingan sepakbola hanya seperempat pelanggaran yang menjurus kekerasan dan mengakibatkan dan mengakibatkan cedera mendapat hukuman dari wasit.Pada banyak kasus pelanggaran,benturan,dan aksi kekerasan oleh pemain bola menghasilkan keuntungan bagi team yang melakukan pelanggaran dan kerugian untuk yang menjadi korban.Hanya satu dari tujuh pelanggaran yang dihukum tendangan bebas,selebihnya tidak mendapat hukuman.Tendangan bebas sendiri yang merupakan sangsi atau hukuman tidak memadahi untuk kekerasan yang telah dilakukan.Keuntungan akibat pelanggaran bagi team yang dilanggar lebih kecil disbanding keuntungannya yaitu sebuah tendangan bebas.Hal itu sedah melekat dalam permainan dimana pelanggaran dan agresivitas bermain menjadi meningkat secara menyeluruh untuk mencapai sukses atau kemenangan.
        Identifikasi faktor penyebab kekerasan dalam pertandingan sepakbola tidak mungkin berdiri sendiri,Karena permainan olahraga ini merupakan produk peradaban yang dibingkai oleh aturan-aturan.Suporter melempari wasit dengan praduga wasit dianggap merugikan team yang didukung,wasit dianggap salah mengambil keputusan dan tidak adil.Suporter melakukan anarkisme karena perasaan terhina bila team kebanggaannya kalah,atau bisa jadi dikarenakan suasana tidak sadar diri akibat minuman keras.Pemain yang emosional dilapangan juga memancing penonton untuk melakukan tindakan kekerasan.Berbagai kasus yang terjadi kerusuhan dilakukan penonton seputar sepakbola sering disebabkan team yang didukungnya bermain jelek dan mengalami kekalahan.Nilai etika,sportifitas,fairplay tampak belum melekat pada komunitas sepak bola Indonesia.Bila melihat dan menganalisa penyebab terjadinya kekerasan dalam olahraga khususnya sepakbola kita patut merenung bahwa olahraga yang seharusnya mengajarkan kepada masyarakat tentang nilai sportifitas,per-sahabatan,kerjasama,dan fair play tidak nampak di sana.Dibidang sosial kekerasan karena ketimpangan ekonomi bias menjalar menjadi pertentangan etnis,ras dan agama.Budaya kekerasan yang terjadi pada masyarakat kita harus diakui sebagai salah satu akibat sistem pendidikan nasional selama ini lebih menekankan ranah kognitif sebagai tujuan utama.Kekerasan yang terjadi dan bahkan menjadi budaya dalam berbagai sektor khususnya bidang olahraga dapat dikatakan merupakan andil bidang pendidikan yang belum mampu menanamkan ranah afektif,kenyataan yang terjadi guru masih berkutat dengan ranah kognitif dan psikomotor sebagai bidang perhatian.Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sebagai bagian dari sistem pendidikan Nasional tentu tidak lepas dari tanggung jawab ini.
Aip Saifudin (2002) mengatakan dalam mata pelajaran pendidikan jasmani guru belum mampu melaksanakan tugasnya secara professional kondisi ini ini disebabkan oleh faktor diantaranya dalah terbatasnya kemampuan guru dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.Guru belum berhasil melaksanakan tanggung-jawabnya untuk mendidik siswanya secara sistematik melalui kegiatan Pendidikan Jasmani,mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa secara menyeluruh,baik dalam segi fisik,mental intelektual maupun sosial emosionalnya.Nilai-nilai sosial emosional yang sebenarnya adalah ruh pendidikan cenderung terabaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar